Thursday, January 20, 2011

this worldly life

Dan berapa banyak nabi yang berperang, bersamanya ada sejumlah pengikut bertaqwa yang ramai. Mereka tidak lemah dengan apa yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.
[aali 'imran 3:146]
Jelasnya, antara ciri golongan robbaniyun, adalah tidak lemah dengan apa yang menimpa mereka.
Dengan lebih tepat lagi, tidak wahan, seperti mana dalam ayah tersebut:

فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Seringkali, para du'at hari ni futur akibat kecintaan yang berlebihan pada dunya sendiri.
Terlalu sedih dengan keputusan peperiksaan yang teruk.
Terlalu tertekan dengan kehilangan harta seperti laptop dan sebagainya.
Sehingga tak mampu untuk kembali berdiri semula!

Dan sebegitu jugalah yang berlaku pada Ka'ab bin Malik r.a.
Kerana tertipu dengan kehidupan dan keselesaan dunya yang sementara,
maka dikorbankan seruan jihad di Tabuk oleh ar-rasul s.a.w.

Lantas tiada ucapan lain yang mampu diluahkan para rabbaniyin ini,
melainkan memohon ampun, atas berlebihannya mereka pada urusan-urusan dunya mereka.
Demi bisa kekal berjuang pada saff ini.

Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah do'a, "robbana, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan yang berlebihan dalam urusan-urusan kami, dan tetapkan pendirian kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir".
[aali 'imran 3:147]
dan terkadang diriku terfikir,

secuak-cuaknya kita kalau belum studi untuk exam,
adakah secuak itu kita kalau belum prepare bahan usrah untuk para mutarobbi kita?

(entah lah, adakah wajar dibandingkan sebegitu?)

Satu persoalan oleh Allah, sama-sama kita selalu ingat inshaAllah,

? أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنْ الآخِرَةِ

[9:38]

Allahu 'alam.

=)
never forget to smile!

Wednesday, January 19, 2011

One after another


baru tadi saya ber-skype sebentar dengan seorang sahabat di Malaysia.
Yang mana kalau kat sana dah tengah malam buta lah.
dan dia tanya apa maksud istilah-istilah itu dan ini.
Dia suruh translate dari bahasa arab. Macam la saya ni pandai bahasa arab sangat.

dia cakap dia baru habis exam hari ni.
tapi tak boleh tidur lagi.
sebab kena prepare untuk taujih besok pagi.

dengkinya!
saya yang dah habis exam sejak beberapa hari yang lepas,
hari-hari asyik mengadap laptop sambil dengar recording.
sambil-sambil baca blog,
sambil-sambil main facebook.


tapi dia boleh keluar sebaik sahaja habis exam,
demi memenuhi takungan mad'unya yang luas di situ.
dan sememangnya, sikap sahabat saya tu lah yang patut seorang murobbi miliki kan?
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) kamu yang lain.
[al-insyirah, 94: 7]

Lepas satu, yang lain.
Seperti mana yang ditunjukkan oleh salah seorang ahli Ikhwan,
Abdul Fattah Abu Ismail, yang disifatkan oleh Al-Banna dalam Risalah Muktamar Kelima sebagai berikut:
“Sedikit sekali orang yang tahu ketika salah seorang pendakwah Ikhwan keluar dari tempat kerjanya pada hari Khamis petang, tiba-tiba sudah berceramah di Al Minya pada waktu Isya’. Di hari Jumaat ia menyampaikan khutbah di Manfaluth, Jumaat petangnya pula berceramah di Asyut dan setelah Isya’pada hari itu ia sudah berdakwah di Suhaaj. Kemudian ia kembali pada kebiasaannya iaitu pagi-pagi buta di hari berikutnya ia sudah berada di tempat kerjanya di Kaherah mendahului pekerja-pekerja lain.

Empat pertemuan besar di berbagai kota yang berjauhan mampu dijangkau oleh seorang pendakwah Ikhwan dalam waktu tiga puluh (30) jam, lalu ia kembali ke rumahnya dengan jiwa yang tenang dan hati yang damai seraya memanjatkan pujian ke hadhrat Allah atas taufiq yang dianugerahkan kepadanya dan tidak ada yang mengetahui perkara itu kecuali mereka yang mendengarnya.”
(ambil dari sini)

Tapi, saya ada pesan pada sahabat saya tu supaya tidur jangan tinggal.
Nanti tak cukup muwasofat, sebab jasad tak qowiy.
Kena seimbang sikit. Tak cukup tidur badan tak sihat kan?


Semoga sahabat saya tu dan kita semua tergolong dalam kalangan mukhlisin. inshaAllah =)


p.s: apa yang saya belajar dari blog-blog akhwats, kadang-kadang luahan perasaan pun boleh bermanfaat besar kepada orang lain tanpa kita sedari, tak perlu lah nak rigid sangat kan. hehe


p.s.s. masih cuba menulis dalam english sebenarnya, sebab vocab dalam english jauh lebih banyak dan tepat penggunaannya, lantas memanifestasikan impak yang lebih efektif kepada pembaca inshaAllah. (iye ke? ada komen?)



Tuesday, January 18, 2011

a letter from the soul


Tiada ayat yang paling bernilai untuk kita ungkapkan dalam hidup ini kecuali perkataan ‘syukur’.

Syukur pada Dia. Allah semesta alam.

Dia lah kerinduan dari segala rindu. Cinta dari segala cinta yang menyerap jiwa jiwa yang cintakan syurgaNya.

Dapatkah kita rasa dzauknya jiwa kita bila mengingatinya?

Dzauk dalam mengenggam amanahnya?

Malah, jika itulah yang kita rasa, sudah pasti kita tidak pernah akan terasa letih dan lelah dalam menyerah diri kepadaNya sehingga kita dapat memaknai segala macam gerak, mencakupi di setiap waktu dan ruang serta kesempatan yang diberikan untuk kita menuju satu titik yang abadi dalam kesempurnaan ikrar yang syahdu!

Wahai Akhi …

pernahkah kita terfikir bahawa Allah tidak pernah lansung melupakan kita walau sekelip mata kelkatu pun.!

Malah Dia terus memberi dan memberi…

Ingatkah dulu?

Sejarah dulu.

Dalam kita berada dalam potongan sejarah yang kelam.

Waktu kita masih terhijab dari hidayah.

Waktu kita tersesat dalam belantara kehidupan. Tidak memahami makna dan hakikat kehidupan. Melanggar akan segala tata tertib seorang hamba. Waktu kita belum mengenal kerlipan islam ….

Dia lah Allah yang memusing kemudi bahtera kita menuju pulau ubudiyah yang penuh dengan rahmat dan ketenangan ini!

Apakah bila kita disita waktu dalam keletihan dan tidak berdaya dijalannya dakwah ini dan problematika hidup sebagai manusia ini, Dia akan membiarkan kita terkapai kapai lemas?

Apakah bila kita dihimpit kesulitan dan seluruh makhluk tidak dapat membantu, Dia akan melupakan kita?

Maha Suci Allah …

Tidak sekali kali!

Dia senantiasa ternanti nanti kita.

Ternanti nanti akan rajuk kita untuk bersimpuh diharibaanNya.

Tunduk dengan rasa harap yang amat kuat akan rahmatNya dan rasa takut akan tertolak dari wilayah rahmatNya.

Kenapa tidak kita dorong kan kaki ke haribaanNya?

Datang dengan segenap pelusuk jiwa dan raga menyerah diri. Mengadu!

Kerana itulah dasar tauhid kita. Tauhid dalam makna ketundukan yang amat mengharap. 
Hai manusia kamulah yang berkenhendak akan Allah. Dan Allah. Dialah Maha Kaya lagi Maha Terpuji ~ Al Fathir 15
”Akhi, seringlah berdoa dan munajat dan yakinlah pada Allah kerana itulah satu satunya jalan untuk menyelesaikan masaalah antum.”

Perkataan itulah acapkali aku pesankan pada adik adik aku.

Mereka punya banyak masaalah. Masaalah keluarga. Duit. Kemiskinan. Akademik. Kawan. Kerja dan 1001 masalah yang tak terbendung. Bagaimana ingin fokus dengan dakwah dan perjuangan andai semua itu menganggu!

Bukan mereka tidak berdoa atau tidak tahu erti doa itu malah semua orang tahu akan kekuatan doa itu namun  masih terhijab! Terkadang kita tidak tahu apa yang menghalang!  Apakah asbabnya?

Adapun wahai akhi …

Apa yang aku pelajari dari guru sufiku, bahawa doa itu bukanlah hembusan perkataan tapi adalah hembusan jiwa!

Jiwa yang benar benar hidup dan mengharap!

Doa bukanlah hanya sekadar lontaran lisan tanpa makna tapi adalah surat dari sang jiwa untuk Rabbnya …

Tulislah disaat jiwamu benar benar sedang bersujud kepadaNya
Ya Allah jika pasukan ini binasa tidak akan ada lagi dibumi ini yang akan menyembahMu selama …
Itulah lantunan jiwa sang Rasul …

Pernahkah kita terbayangkan sewaktu menghayati sirahnya dengan qalbu kita, terbayang kita Rasul sedang merengek rengek dihadapan Rabb nya?

Di situlah dia mempertautkan jiwanya dengan Allah dengan tautan keyakinan kepada penciptaNya hingga dapat menyerap cahaya Allah kedalam jiwa dengan matahati yang terang bercahaya!

Itulah cara doa Rasul yang harus kita ikuti yang bukan hanya lafaz lafaz yang tiada energi. Lafaz doa yang gelap gelita tanpa cahaya.

Lebih lebih lagi doa duat seperti kita ini. Seharusnya kita  tidak terlupa untuk memasangkan sayap amal solih dan taubat agar  kedua  sayap itu  boleh berjalan mengiringi surat jiwa kita menuju awan dan segera melampaui cakrawala menembus angkasa mencapai langit …

Beramallah sebelum berdoa. Bertaubatlah sebelum berdoa ….itulah muqadimahnya.

” Ana dah doa dah akh, tapi rasanya inilah takdir ana” Begitu rasa kecewa seorang sahabat aku walku berlaku perceraian dengan isterinya.

Bagi aku sebenarnya dia salah …

dia cepat putus harapan!

Apa yang aku belajar, takdir adalah sesuatu yang subjektif.

Takdir adalah dari ilmu Allah dan hanya Allah saja yang tahu bila dan dimana Dia berkehendakan takdir itu jatuh! Namun manusia sering menyalahgunakan kalimah itu untuk menutup kelemahan dan sifat kemunafikan mereka dan sebagai salah satu jalan keluar dari masaalah yang mereka cipta.

Ibnu Qayyim pernah berkata
jika perisai doamu lebih kuat dari musibah, ia akan menolaknya. tetapi jika musibah lebih kuat dari perisai doamu, maka ia akan menimpamu. namun doa itu sedikitnya tetap akan mengurangi efeknya. Adapun jika perisai doamu seimbang dengan kekuatan musibah, maka keduanya akan bertarung.”
Disinilah kekuatan doa itu memainkan peranannya dan kekuatan doa itulah berhubungkait dengan hubungan kita dengan Allah!

Disinilah doa mempertemukan dua kehendak. Kehendak Allah dan kehendak manusia. Itulah kekuatan yang mahadahsyat. Rahim yang senantiasa melahirkan semua peristiwa sepanjang sejarah manusia yakni TAKDIR kita.

Asbab itulah yang membuatkan seseorang yang telah sempurna doanya boleh menerima segala keputusan Allah dengan lapang dada dan ketenangan ….

Inilah yang sepatutnya dipelajari oleh setiap duat diperjalanan yang berliku ini.

Doa itu adalah senjata kita.

Doa itulah kekuatan dan harapan kita …

Wahai adik adik ku yang bermusafir di bumi ini …

Jangan kita putuskan munajat ini.

Ingatlah!

Doa bukanlah perkara main main.

Doa bukanlah kumpulan syair yang kering.

Doa bukanlah harapan yang dingin.

Dan doa bukanlah mengadahkan tangan kelangit tanpa roh.

Doa adalah surat kita. Surat jiwa kita yang akan terpaut dilangit.

Doa adalah rindu dan cinta yang tidak pernah selesai.

Setiap bait didalam doa kita adalah gelombang jiwa yang getarannya memecah lapisan langit …

Berdoalah!

Doakan aku akhi …doakan …

Aku juga menderita dijalan ini …

Namun aku tidak bersuara kerana suara seorang rijal seperti aku adalah dihati …

Aku bukan wanita dan akhawat yang suarat hatinya dimulut!

jumpa lagi …

muharrikdaie ~ menulis untuk mengerakan jiwa jiwa


Moga bermanfaat.
=')

Monday, January 17, 2011

Depend on Him

So there you go, the first week of my exam. And the last week too, actually.
quite a number of occurrences happened, which had really taught me a lot.


While reading this post for quite some time ago, it felt that I was the same shoe as his.
I've never, ever studying seriously for exams ever since I was in primary school. Seriously.

Went for tuition? Nope.
Have a study schedule? Nope.
Studying regularly? ...maybe not.

But still, Allah gave me such outstanding results, even though I personally felt that my efforts weren't really that much, compared to others.
Those who knows me well, knew how I was studying back then.

But now, it is different. Veryy different.
I was like, struggling very very hard to even understand the lectures, not to mention to revise them!
And this blog post from my dear brother resembles a lot of the situation that I've went through.
For a boy who still doesn't have a clear target on what to be ever since in the primary school, choosing engineering is only as an excuse for not to be involved in medical studies

Well, being called as a (so-called) genius since I was 10, really was a test for me.
Trying to excel, for the sake of THEM. For those who believing me as a genius.
Even now, the feelings may still be there in my qalb. How awful. Astaghfirullah.

And at the very moment in the exam hall, where I felt like,
I'M SUCH A SUPER LOSER.
barely able to answer a single thing.
And seriously, that is the first time I went through the feeling in my life.
Haha.

And that is how the tarbiyyah of Allah teaches me.

To do everything for His sake.

To do everything only to obtain His redha.

And to re-realize that, the excellence that I've achieved in the past, are not due to my cleverness or what so ever,
IT'S FROM ALLAH ALONE.

May we not be as arrogant as Qarun, as described by Allah:
"He (Qarun) said, "This (the wealthy) has been given to me only because of the knowledge that I possess!"
[Al-qasas, 28:78]

Na'uuzu billah min zalik.
Astargfirullah.

Thursday, January 6, 2011

just another tadabbur

Last week was a not-so-happy week  for me. Being depressed and frustrated.
Somehow, I want to share this experience of mine,
being 'revived' by the words of Allah.

And to make me realize that:

I'm just a human being. Just another slave of my robb.

But how we use the experience to make us a better person, and believing truly that Allah will always give us the best;
is what differs us from the disbelievers. And those who not knowing.

*

It was a calm winter dusk in Leeds.

I was sitting in the basement, reciting Quran.
Trying to find the tranquility that Allah has promised us with.
Trying really, really hard, after I haven't found one during a few rakaah of solah just before it.

As I was reading, I reached the verse 140 of Aali 'imran:

"Jika kamu mendapat luka (pada Perang Uhud),maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa!..."
"... agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir), dan agar sebahagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'...
.. and verse 141...

"..dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa-dosa mereka)..."
and up till the verse of 145.

I stopped, as tears started to drop upon my Quran.
Yes. What I was going through was only a bit of what as-sabiqun al-awwalun had been through all way back.

And I started to comfort myself.

"If you think you are having a hard time, how about them?"
"What you are coping with now, is a blessing from Allah. To make you among the syuhada'!"
"And to purify you form all the sins and fahisyah that you have done along this path. inshaAllah."
"and do you think you can get to heaven now, even if your mujahadah and sabr is far from close to what you should have?"

"apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang yang berjihad antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar" [3:142]
"dear me, purify your niah. That is the gift that Allah wants you to do. Ar-Rasul s.a.w. himself is only a human, even he is not deserved to be the intention for you to proceed in this path..."
"Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berpaling ke belakang (murtad)?" [3:144]
 I went back to where I was reading.
Again, at the very next page, I was struck by the power of Allah's words. Subhanallah.
"...kerana itu, Allah menimpakan kesedihan demi kesedihan, agar kamu tidak bersedih (lagi) terhadap apa yang luput dari kamu dan apa yang menimpa kamu..." [3:153]
Subhanallah.
Sadness upon sadness. The feeling that I was maybe enduring back then.
A gift from Allah, so that I'll not be sad again inshaAllah.
"Dan setelah kamu ditimpa kesedihan, dia menurunkan rasa aman (berupa) kantuk yang meliputi segologan dari kamu, sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar pada Allah seperti sangkaan jahiliyah."

"...Allah berbuat demikian untuk menguji apa yang ada dalam dada kamu dan membersihkan apa yang ada dalam hati kamu." [3:154]


The thoughts of jahiliyyah. It may come out all of a sudden of a person.
The thoughts that I've once always and always have in mind:


"Aku dengki tengok ikhwah-ikhwah lain, beramai-ramai dikelilingi sahabat. Ada ikhwah dalam keluarga yang boleh dirujuk. Boleh seronok belajar sekali. Tapi aku selalu dan selalu ditempatkan dekat tempat yang kosong. Yang kering tanpa bi'ah. Yang takde ramai kawan boleh didampingi dan hepi-hepi!"

Astargfirullah. Faghfirli Ya Allah.

And Allah, being very very loving to us, test us, again and again, so that we can purify our niah as purified as it can be! Solely only to Allah!
SubhanAllah.

I closed the Quran, thinking of the greatness of Allah's words.
Alhamdulillah. Thank you Allah for your tarbiyyah.

*

Just a small tadabbur from me.
Indeed, the Quran is full of never-ending lessons for us. [54:17]

And again, the fact that, you and me, we are all ordinary humans, will never changes.
A makhluk that has its ups and downs of our iman.

But how we look and take our futur to be benificial to ourselves and others, and to the deen itself, differs us as dua'ts to others who are still waiting to be touched by the spark of tarbiyyah.

May it be benificial to all inshaAllah. =)

Wednesday, January 5, 2011

back to ourselves

Aku: Rasa-rasa boleh tak baca blog akhwat banyak-banyak?

Guru: Baca je lah. Tak de masalah pun.


Aku: Bukan apa, kadang-kadang blog ikhwah ni kering. tak meresap dalam hati... akhwat ni pandai menulis sikit...

Guru: Ops, jangan salahkan penyampai. Kita asyik nak salahkan orang lain kalau kita tak dapat, sedangkan diri kita sendiri yang banyak kurang lagi. Sampai bila asyik nak tengok orang lain punya kelemahan je, tapi diri sendiri tak muhasabah? Perihal basah dan kering tu, siapa yang tentukan sebenarnya!?


Alhamdulillah, kena ingatan lagi.

Kita baca blog, terima taujihat, lepas tu rasa tak meresap dalam hati dan jiwa. Adakah salah penyampaian muwajjih semata-mata?
Tengok sendiri dulu, mungkin karat-karat dosa dah menutup pintu hati kita.

Kita tulis blog, sampaikan bahan, lepas tu tak berjaya menyentuh mana-mana hati pun di luar sana. Adakah kita nak salahkan mereka semata-mata?
Tengok sendiri dulu, boleh jadi dosa-dosa kita dah menjadi hijab kepada penyampaian kita kepada mereka.

Maka sesiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk (diberi) hidayah kepadanya, Dia akan melapangkan dadanya kepada Islam.
[al-an'am 6:125]

Asyik kena salahkan diri sendiri je.
Because we'll never know about others' qalb, 
but what we indeed, definitely know is only ours.


p.s. dah dapat lesen nak baca blog akhwat sesuka hati ke ni? hmm...ada pendapat?

 

Monday, January 3, 2011

hey my friends!

(More on brotherhood):



I dedicate this nasheed to all my dear brothers,
especially those that I've mentioned in my life to be my best friends! (just a few, though. You know who you are =P)

May Allah shows us the right path to this deen from our brotherhood.
May Allah make us among the muttaqun, and be friends in this dunya and the hereafter inshaAllah.

Companions on that Day (of Judgement) will be foes one to another, except the muttaqun. [az-zukhruf, 43: 67]


p.s.: I wished that I could get the translation of the nasheed... It's just beautiful! =)

Sunday, January 2, 2011

tighten the bonds

Sesungguhnya syaitan itu seperti serigala kepada manusia seperti mana serigala kepada ternakan, yang menerkam kambing yang sendirian dan terpencil. Maka berwaspadalah kamu dan hendaklahlah kamu bersama jemaah, orang ramai dan menlazimi dengan masjid. (HR Ahmad)

Just imagine. A lone sheep with wolves coming at it from every possible directions: from the back and front, from the right and left. That sheep will inshaAllah be dead in no time for sure.

Nak tak nak, kena ada geng. Teman. Saling berukhuwwah, melindungi diri masing-masing daripada terkaman-terkaman syaitan. Siapa-siapa yang nak duduk sorang-sorang tu, memang cari nak cari pasal jugak lah. Cari pasal dengan jemaah syaitan.

*

Macamana ukhuwwah dalam islam?

percaya sebenar-benarnya Allah lah yang menyatukan hati-hati kita dalam berukhuwwah, walaupun seluruh hasil dunia dibelanjakan, tetap tak dapat menyatukan hati-hati kita tanpa izin Allah. [al-anfaal, 8:63]

percaya sebenar-benarnya Allah lah yang memberi nikmat ukhuwwah dan menyatukan hati-hati kita pada tali yang satu, walaupun kita pernah saja menjadi musuh ketat sewaktu jahiliyyah. [aali 'imran, 3:103]

percaya sebenar-benarnya kita berukhuwwah demi mejadi antara 7 golongan yang mendapat naugan Allah di hari akhirat. [drp HR Abu Daud & Ibn Majah]

percaya sebenar-sebenarnya kita berukhuwwah demi merasai kemanisan iman. [drp HR Muslim]

percaya sebenar-benarnya bahawa kita adalah seperti sebuah bangunan, satu sama lain adalah saling memperkuat. [drp HR Bukhari & Muslim]

pecaya sebenar-benarnya bahawa ukhuwwah kita mampu menyebabkan kita sanggup melebihkan saudara mengatasi keperluan kita sendiri [al-hasyr, 59:9]

dan kerana kita beriman, maka kita berukhuwwah! [al-hujarat, 49:10]

*

dalam pada kita berukhuwwah, konflik kadang kala berlaku. Suatu perkara yang tak boleh dielakkan.
Sama ada kita murung sendiriran dengan konflik dalaman kita, ataupun bergaduh sampai tak ingat dunia dan tak bercakap untuk satu tempoh yang panjang.

Lantas turunnya ayat-ayat Allah dalam surah Hujarat itu [49:9-10] untuk mendamaikan! Diulang dua kali arahan tersebut, semata-mata nak memberitahu kita bahawa konflik akan terjadi, dan pabila ia berlaku, damaikanlah.

Dan oleh kerana ukhuwwah adalah hubungan dua hala, maka masing-masing perlu muhasabah kembali.
Kita beriman maka kita berukhuwwah, maka berlaku masalah dalam berukhuwwah bermaksud berlaku masalah pada iman kita.

*


Nikmat ukhuwwah fillah tu, sangat mendalam maksudnya.

Terkadang, kita tak sedar, dalam manisnya kita berukhuwwah, kita mengharap kasih sayang dan pertolongan sahabat kita mengatasi harapan kita terhadap kasih sayang dan pertolongan daripada Allah.
Pabila itu berlaku, sedarlah bahawa kita baru sahaja termasuk dalam perangkap serigala-serigala syaitan.

kita berukhuwwah atas dasar iman
bukan beriman atas dasar ukhuwwah.

Ya Allah, semoga ukhuwwah yang dibina sepanjang berada di atas jalan ni, ditujukan semata-mata untukMu.

Saturday, January 1, 2011

first thing first

(well, guess what?)

16. iblis (menjawab), kerana kau talah menyesatkan aku, maka pasti aku akan sentiasa menghalangi mereka daripada jalan yang lurus.
17. kemudian pasti aku akan datangi mereka dari depan, dari belakang, dari kiri dan dari kanan mereka. dan Engkau tak akan dapati kebanyakan mereka bersyukur.
(al-a'rof, 7)

perkataan لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ dan لَآتِيَنَّهُمْ, ada dua penegasan pada setiapnya - 'nun' dan 'lam'
hebatnya hamasaah syaitan, berkata pasti dan pasti akan kacau kita, pasti dan pasti akan datang dari pelbagai arah

halang kita menuju akhirat (depan) dan berbuat kebaikan (kanan), dan menarik kita menuju kedunyaan (belakang) dan berbuat maksiat (kiri) [tafseer Ibn Katsir].

satu lagi tafsir menarik, syaitan tak datang dari atas dan bawah.
Maka, mohonlah daripada yang 'atas', dengan menunduk sujud ke 'bawah'. menarik kan?

*

ikhlas - the act of purify our hearts, which resembles the act of filtering flour from any impurities (takhlis)


it's like a black ant on a black stone in the middle of the gloomy night.


it's like pure milk that flows between excretions and blood within a body of a cattle. [an-nahl, 16:66]

it's the act of letting Allah as the only purpose of doing things!
not even a percent for the sake of others.

*

kaitannya?
syaitan tak akan kacau orang yang ikhlas... [al-hijr, 15: 39-40]

ahah, susah kan?
tak beriman a kalau tak susah!

*

aku hanya nak menulis semata-mata untuk Allah.
dan memenuhi muwasofat untuk bermanfaat kepada orang lain.
bukan sebab nak ramai orang baca dan komen.
bukan sebab nak luahkan perasaan yang akhirnya tak bermanfaat pada sesiapa.

aku hanya nak menjadi seorang dai'e yang ada blog.
bukan seorang blogger yang berdakwah.

Ya Allah, permudahkan jalan-jalanku atas jalan ni. =)